ProsesPembentukan Tanah dan Faktornya. Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak dibagian paling atas permukaan bumi. Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:
Pertanyaan lain GeografiGeografi, 0429Mengapa peristiwa glasial dan interglasial dapat terjadi? sebutkan secara lengkap dan jelas! terimakasihJawaban 1Geografi, 1435Apa yang mempengaruhi kuantitas pendudukJawaban 1Geografi, 0508Bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam suatu sungai induk apabila terjadi hujan di sebutJawaban 1Geografi, 1604Berapa tahun sekali terjadinya gerhana matahariJawaban 1 Anda tahu jawaban yang benar? Posisi utama pembentukan regolith dan tanah yaitu melalui a pelapukan batuan sedimentasi ​... Lebih banyak pertanyaanMatematika, 0430Matematika, 0430Matematika, 0430B. Indonesia, 0430B. Indonesia, 0430Matematika, 0430B. Indonesia, 0430Ekonomi, 0430B. Indonesia, 0430B. Arab, 0430Matematika, 0430Matematika, 0430 More questions on the subject Geografi random questions
Prosespembentukan tanah yang berasal dari batuan-batuan besar dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi secara umum proses ini melewati 4 tahapan besar yaitu proses pelapukan batuan, pelunakan struktur, tumbuhnya tumbuhan perintis dan proses penyuburan. Nah berikut ini dijelaskan keempat proses terbentuknya tanah tersebut.
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH TANAH HASIL PELAPUKAN DI SUSUN OLEH NAMA YOHANIS SARMA NIM G11115536 KELAS/ KELOMPOK E /14 ASISTEN MAGFIRAH DJAMALUDDIN LABORATORIUM KIMIA DAN KESUBURAN TANAH JURUSAN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 I. PENDAHULUAN Latar belakang Tanah merupakan materi di permukaan bumi yang terbentuk sebagai produk dari proses pelapukan batuan di bawah pengaruh iklim terutama curah hujan, organisme hidup, dan topografi selama suatu rentang waktu yang sangat lama. Karena proses pembentukannya yang sangat lama itu ribuan hingga jutaan tahun, kita tidak dapat menyaksikan bagaimana tanah itu terbentuk Susanto 2005. Pada mulanya, tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari batuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga menglami regolit lapisan berpartikel halus. Selanjutnya melalui proses pembentukan tanah, bagian atas regolit berubah menjadi tanah. Pelapukan terjadi pada batuan yang keras maupun pada mineral-mineral yang terdapat pada regolit, termasuk abu vulkanik, bahan endapan baru dan lain-lain Hanafiah 2014. Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah, batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan hancur, tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia, dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan lainya. Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan pengamatan tentang proses terjadinya pelapukan dan untuk mengetahui jenis-jenis pelapukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan. Praktikum ini bertujuan mendemonstrasikan tanah sebagai materi yang terbentuk dari hasil pelapukan. Kiranya praktikum ini dapat berguna bagi praktikan dan digunakan oleh mahasiswa lain sebagai referensi studi. II. TINJAUAN PUSTAKA Jenis Batuan Pelapukan batuan adalah salah satu proses geologi yang terpenting. Pelapukan batuan menghasilkan bahan dari mana batuan sedimen terbentuk dan menghasilkan tanah, dimana tanpa itu kehidupan hewan dan tumbuhan dipermukaan bumi adalah suatu kemustahilan. Fragmen batuan akibat pelapukan dipindahkan lewat erosi. Pelapukan dapat bersifat mekanis fisis ataupun kimiawi Hanafiah 2014. Berdasarkan pembentukannya, bebatuan dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu beku igneous rock yang merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses bebatuan yang terbentuk disebut plutonik batuan dalam, disebut intrusi batuan gang jika pembekuannya terjadi didalam liang-liang menuju permukaan tanah, dan disebut ekstrusi batuan vulkanik atau lelehan jika pembekuannya terjadi dipermukaan tanah Hanafiah 2014.. sedimen solidifikasi pembekuan magma cair. Apabila proses pembentukannya terjadi jauh dibawah tanah, maka sedimentary rock merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses konsolidassi pemadatan endapan-endapan partikel yang terbawa oleh air dibawah permukaan bumi Hanafiah 2014.. peralihan metamorf yang merupakan batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami transformasi perubahan rupa akibat adanya pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau gas aktif. Golongan ini meliputi gneissgranit, batu serpih slate, marmer, batu-pasir quarsit Hanafiah 2014. Faktor Pembentuk Tanah Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah menurut Hanafiah 2014, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut 1. Iklim Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula. Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam pH tanah menjadi rendah. 2. Organisme Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup hewan dan tumbuhan, sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air. 3. Bahan Induk Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen endapan, dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat terutama sifat kimia yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. 4. Topografi/Relief Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah, daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi. Sistem drainase/pengaliran, daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam. 5. Waktu Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Proses Pembentukan Tanah Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut Hanafiah 2014. Proses pelapukan melalui dua mekanisme yaitu 1 Pelapukan fisik. Proses dimana melapuknya batuan atau mineral menjadi partikel yang lebih halus menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan spesifik tanpa menyebabkan perubahan komposisi kimia, tetapi sangat diperlukan sebelum terjadi pelapukan kimia. Pelapukan fisik disebabkan oleh fluktuasi suhu, air membeku, dan kegiatan perakaran 2 Pelapukan kimiawi. Proses dimana melapuknya batuan atau mineral melalui reaksi kimia menghasilkan material yang memiliki komposisi berbeda dengan bahan aslinya, disebabkan oleh disolusi, hidrolisis, asidolisis dan oksidasi Sutanto, 2005. Semua energi yang digunakan dalam proses genesis dan differensiasi tanah bersumber dari energi matahari. Jumlah energi yang sampai kepermukaan bumi targantung dari kondisi bumi atau cuaca, makin baik cuaca makin bnayak energi yang sampai kebumi, begitu juga sebaliknya. Cuacalah yang bertanggung jawab dalam mengubah energi matahari menjadi energi mekanik atau energi matahari yang akan mempengaruhi pelapukan batuan dan pembentukan tanah bersama dengan curah hujan. Tanah yang terbentuk dalam temperatur rendah akan cinderung berkadar biomass rendah akibat tanaman yang tumbuh umumnya berbatang kecil dan lambat berkembang dan sedikit populasi yang aktif. Tanah yang terbentuk dalam temperatur tinggi juga berkadar biomas rendah karna karna cepatnya proses mineralisasi kimiawi terhadap sisa-sisa tanaman Hanafiah 2014. Diantara berbagai jasad hidup, vegetasi atau mikroflora yang paling berperan dalam mempengaruhi proses genesis dan perkembang profil tanah, karna merupakan sumber utama biomas atau bahan sendiri melalui sistem perakarannya, akan berpenetrasi kelapisan bawah tanah dan memebewa unsur-unsur trubusnya, sisa-sisa akaran yang mati akan menjadi sumber BOT dan hara pada profil tanah sedalam penetrasi akar tersebut Hanafiah 2014. Hubungan Pembentukan Tanah dengan Kesuburan Tanah Bahan induk dan proses pembentukan tanah sangat berpengaruh pada sifat dan kesuburan tanah, misalnya organisme membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Kesuburan tanah juga di pengaruhi oleh bahan induk. Batuan tersusun atas mineral-mineral yang beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, komposisi mineral dari tanah, dan kesuburan tanah Hanafiah 2014 . Tanah mineral yang dapat berfungsi sebagai media tumbuh ideal secara material tersusun dari empat komponen, yaitu bahan padatan mineral dan bahan oranik, air dan udara. Masing-masing komponen tersebut berperan penting dalam menunjang fungsi tanah sebagai media tumbuh, sehingga variabilitas keempat komponen tanah ini berdampak terhadap variabilitas fungsi tanah sebagai media tumbuh, misalnya udarah dalam tanah berfungsi sebagai gudang dan sumbar gas Hanafiah 2014. Fungsi bahan organik dan mineral adalah sebagai bahan gudang dan penyuplai hara bagi tanaman dan biota tanah. bahan mineral melalui bentuk-bentuk partikel merupakan penyusung ruang pori tanah yang tidak hanya berfungsi sebagai gudang udara dan air, tetapi juga sebagai ruang untuk akar berpenetrasi. Makna terpenting dari dari makin berkembangnya sistem perakaran ini adalah makin banyaknya hara dan air yang dapat diserap tanaman, sehingga makin terjamin kebutuhan selama proses pertumbuhan dan produksinya, sehingga makin produktif suatu areal tanah Hanafiah 2014. III. METODOLOGI Tempat dan Waktu Praktikum penetapan tanah hasil pelapukan dilaksanakan di pelataran Himti, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, pada hari kamis, 15 oktober 2015 pukul WITA sampai selesai. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain lup dan pisau/cutter misalnya pisau pandu untuk pendeteksi kekerasan suatu batuan. Adapun bahan yang digunakan yaitu gambar dari buku serta alat peraga yaitu batuan induk, bahan induk dan tanah hasil pelapukan. Prosedur kerja Prosedur kerja dalam penelitian tanah hasil pelapukan yaitu kegiatan praktikum dilaksanakan dalm bentuk demonstrasi dan presentasi dan diikuti sesi tanya jawab. Praktik dilakukan per kelompok 10-20 orang per kelompok. Total alokasi per kelompok adalah sekitar 20 menit 10 menit presentasi dan tutorial dan 10 menit sesi tanya jawab. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut Tabel 1 . Tanah hasil pelapukan Soal/bahan diskusi Jawaban/komentar Dapatkah anda memahami bahwa tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan? Jika ya, apa yang menjadi justifikasinya? Ya..! Karna bahan induk pada mulanya adalah batuan, yang kemudian lapuk karna dipengaruhi oleh berbagai faktor hingga menjadi tanah. Apakah bahan induk menentukan sifat tanah? Jelaskan Ya..! Karna bahan induk mengandung mineral yang akan yang akan mempengaruhi sifat-sifat tanah. Sifat setiap bahan induk/batuan berbeda sehingga tanah yang dihasilakan pun juga berbeda Setelah pratikum apakah anda lebih memahami proses pembentukan tanah? Ya..! Tanah pada awalnya adalah berupa batuan dimana batuan berasal dari perut bumi yang di pengaruhi oleh berbagai faktor dan dalam waktu yang sangat lama hingga menjadi tanah. Pembahasan Pelapukan batuan adalah salah satu proses geologi yang terpenting, karna bahan induk tanah pada mulanya adalah batuan yang lapuk karna dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya suhu yang tidak tetap menyebabkan batuan itu menjadi retak. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah 2014 yang mengemukakan bahwa pelapukan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam baik secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecah-belahan, penghancur-luluh-lentakkan dan transformasi batuan dan mineral menjadi material lepas. Bahan induk menentukan sifat pada tanah karna tanah mengandung mineral yang akan mempengaruhi sifat-sifat tanah, namun pengaruh bahan induk ini akan hilang jika tanah mengalami penindian atau erosi berat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanfiah 2014 yang mengemukakan bahwa jenis bahan induk akan menentukan sifat fisik maupun sifat kimiawi tanah yang terbentuk secara endodinamomorf, tetapi pengaruhnya menjadi tidak jelas terhadap tanah-tanah yang terbentuk secara ektodinamomorf. Pengaruh bahan induk ini sangat jelas terlihat pada tanah-tanah muda-dewasa, namun dalam perkembangannya terjadi proses pelapukan lebih lanjut, apalagi telah mengalami penindian atau erosi berat, maka pengaruh ini makin tidak jelas bahkan dapat hilang sama sekali. Contoh pengaruh bahan induk terhadap sifat tanah menurut Hanafiah 2014 adalah tanah-tanah yang terbentuk dari bahan induk asal batuan beku asam seperti batu pasir yang melapuk sangat lambat akan mempunyai tekstur yang berpasir kasar dengan liat yang didominasi tipe 11 kaolinit dan berkejenuhan-basah rendah hingga tergolong tanah miskin. Tanah pada awalnya adalah berupa batuan dimana batuan berasal dari perut bumi yang di pengaruhi oleh berbagai faktor dan dalam waktu yang sangat lama hingga menjadi tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno 2010 yang mengemukakan bahwa tanah berasal dari batuan keras batuan beku, batu sedimen tua, batuan metamorfosa yang melapuk, atau dari bahan-bahan yang lebih lunak dan lepas seperti abu volkan, bahan endapan baru dan lain-lain. Dengan proses pelapukan maka permukaan batuan yang keras menjadi hancur dan berubah menjadi bahan yang lunak yang disebut regolith. Selanjutnya melalui proses pembentukan tanah, bagian atas regolith berubah menjadi tanah. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu iklim, topografi, organisme, waktu dan bahan induk. Contohnya menurut Susanto 2005 pada kawasan beriklim dingin, pada batuan yang telah retak, air masuk kecelah-celahnya kemudian membeku, pembekuan ini menyebabkan membesarnya rekahan-rekahan tersebut. lewat tekanan proses hidrothermal berupa siklus beku-cairnya air yang silih berganti ini, bebatuan menjadi pecah-hancur. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Tanah berasal dari pelapukan karena bahan induk tanah pada awalnya adalah batuan yang melalui dua mekanisme pelapukan yaitu, pelapukan fisik dan pelapukan kimiawi. Bahan induk menentukan sifat fisik maupun sifat kimiawi tanah yang terbentuk secara endodinamomorf. Proses pembentukan tanah diawali oleh pelapukan bahan induk atau batuan. Saran Kita harus mengetahui bagaimana tanah itu terbentuk, unsur-unsur apa yang menjadikan tanah itu terbentuk, sampai dimana batas pemanfaatannya, sehingga dapat berguna bagi kehidupan kita. DAFTAR PUSTAKA Hanafiah, K A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta Rajawali Press. Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta Akademika Pressindo Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta Kanisius. Tim asisten, Tim dosen. 2014. Buku Panduan Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar Universitas Hasanuddin
Tanahtersusun atas 5 komponen, yaitu berikut ini. Peran protozoa dalam pembentukan tanah adalah menambah kesuburan tanah melalui sisa-sisa tubuh yang ditinggalkannya. Sekian materi yang diberikan seputar Definisi Lengkap Tentang Faktor dan Proses Pembentukan Tanah , semoga dapat membantu dan menambah wawasan para pembaca khusus nya ο»ΏTanah merupakan hasil pelapukan batu-batuan menjadi bahan induk tanah yang disebabkan oleh pengaruh iklim dan organisme. Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah REGOLITH karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan yang berlangsung pada batuan diikuti oleh proses percampuran bahan organik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah yang menghasilkan horizon tanah. Horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. a. Karakteristik Tanah Sifat fisik tanah yang dapat diamati adalah sebagai berikut Keasaman tanahTanah yang subur adalah tanah yang memiliki sifat netral, yaitu pH antara 6,0-7,0. Tanah yang memiliki pH kurang dari 6,0 bersifat asam, sedangkan bila lebih dari 7,0 bersifat setiap jenis tanah berbeda-beda sesuai dengan kandungan mineral dan bahan organik. Semakin gelap warna tanah, maka tingkat kesuburannya semakin warna tanah berdasarkan tingkat kesuburannya dari yang tertinggi adalah hitam, coklat, karat, merah, abu-abu, kuning, dan tanah adalah ukuran partikel tanah, yaitu pasir, debu, dan liat. Tanah bertekstur liat bersifat lengket dan menyerap banyak air sehingga sulit untuk diolah. Tanah yang cocok untuk pertanian adalah tanah yang mempunyai perbandingan pasir, debu, dan lempung yang hamper tanahStruktur tanah adalah ikatan butiran-butiran pasir, debu, dan liat, sehingga membentuk suatu gumpalan, seperti berbutir, kubus, lempeng, remah, dan tanahPermeabilitas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Tanah pasir memiliki pori-pori lebih kasar daripada tanah liat, sehingga sulit untuk menahan air. Akibatnya, tanaman pada tanah pasir menjadi tanahSifat tanah ini berpengaruh pada pengolahan tanah yang akan dilakukan oleh manusia. Tanah dapat dibedakan menjadi tanah gembur dan tanah teguh pada saat tanah dalm kondisi basah. Tanah pada saat kering dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tanah lunak dan keras. b. Struktur Lapisan Tanah Gambar Profil tanah Lapisan-lapisan tanah pada profil tanah disebut horizon. Sebuah horizon tanah merupakan penampang melintang dari permukaan tanah hingga ke bahan induk tanah. Horizon tanah meliputi Horizon O, horizon ini dapat kita temukan pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Pada lapisan ini terdapat banyak akar tanaman dan jasad tumbuhan dan hewan. Horizon O, merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Lapisan ini berwarna gelap dan kaya akan humus merupakan lapisan A, horizon ini terdiri atas campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A merupakan horizon yang mengalami pencucian. Pada lapisan ini merupakan eluviasi yang masih mempunyai banyak humus. Lapisan ini berwarna keabu-abuan dan lebih pucat. Warna pucat tersebut akibat banyaknya kandungan mineral yang hanyut bersama air E, horizon ini terdiri atas lapisan bawah permukaan yang telah kehilangan sebagian besar kandungan mineralnya karena terjadi eluviasi atau pencucian mineral.. Eluviasi menyebabkan tanah berwarna pucat. Horison mineral dengan sifat utama terjadi pencucian liat, Fe, Al, atau kombinasinya, bahan organik, dan lain-lain; sehingga tertinggal pasir dan debu, dan umumnya berwarna pucat. Warna tersebut lebih terang daripada horison A di atasnya dan horison B di B, pada lapisan ini partikel dan liat yang tercuci dari horizon E terakumulasi. Proses akumulasi mineral hasil pencucian ini disebut iluviasi. Hanya terdapat sedikit materi organik pada lapisan C, horizon ini tersusun atas bahan induk yang sudah mengalami sedikit pelapukan dan bersifat tidak subur. Horizon C adalah bahan endapan, saprolit, batuan yang tidak padu unconsolidated, dan bahan geologi yang agak keras tetapi dapat hancur bila direndam dalam air selama 24 jam, sedangkan bila lembab dapat digali dengan cangkul. Pada lapisan ini merupakan lapisan tanah terbawah yang terdiri atas bahan induk tanah seperti batuan dasar yang melapuk atau sedimen yang belum R, horizon ini tersusun atas batuan keras yang belum terlapukkan. Lapisan ini merupakan dasar tanah yang terdiri dari batuan yang sangat pejal dan belum mengalami pelapukan.
\n\n proses utama pembentukan regolith dan tanah yaitu melalui

Prosespembentukan tanah adalah perubahan dari bahan induk menjadi lapisan tanah. Perkembangan tanah dari bahan induk yang padat menjadi bahan induk yang agar lunak, Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) .Regolith merupakan bahan utama dalam pembentukan tanah, dan disebut bahan induk.

Ilustrasi tanah. Foto pixabayTanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan batuan. Sebagai lapisan terluar permukaan bumi, tanah memegang peranan penting bagi lini kehidupan. Tanah dapat mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air. Selain itu, tanah juga bisa menjadi habitat bagi berbagai mikroorganisme. Di samping manfaatnya yang berlimpah, diperlukan proses panjang dalam pembentukan tanah. Proses ini harus melalui rentang waktu yang cukup lama. Ada empat tahap dalam proses pembentukan tanah, yaitu pelapukan batuan, pelunakan struktur tanah, tumbuhnya tanaman perintis, dan penyuburan tanah. Agar lebih memahaminya, simak penjelasan berikut. Proses Pembentukan Tanah Proses pelapukan batuan terjadi ketika batuan hancur secara fisik, kimiawi, dan biologis. Proses ini biasanya berlangsung dalam rentang waktu yang cukup lama Faktor yang memengaruhinya adalah cuaca, suhu, dan tekanan dalam batu itu sendiri. Proses pelapukan batuan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu fisik, kimiawi, dan biologis. Pelapukan fisik, terjadi karena hancurnya material batuan yang tidak mengubah struktur kimiawinya. Proses ini biasanya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca yang sangat ekstrim. Pada proses ini batuan akan hancur menjadi partikel yang lebih kecil. Pelapukan kimiawi, terjadi karena perubahan struktur kimiawi di dalam batuan. Kondisi ini biasanya dipengaruhi oleh hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan kondensasi metan dan sulfur yang akhirnya menciptakan efek korosit pada batuan. Pelapukan biologis, terjadi karena pengaruh aktivitas makhluk hidup dan faktor alami. Pelapukan biologis adalah penyempurna yang menjadikan butiran batu menjadi sesuai dengan sifat tanah. Foto pixabaySaat batuan telah berubah menjadi partikel yang lebih kecil, batu ini perlahan akan terkikis hingga mengalami pelunakan. Proses ini kemudian disebut sebagai proses pelunakan struktur tanah. Air dan udara berperan mengikis batuan kecil dengan cara melewati celah-celah batuan tersebut. Dalam prosesnya, rongga-rongga dalam batuan akan terbentuk. Kemudian rongga ini akan menjadi tempat hidup bagi mikroorganisme seperti mikroba dan lumut. Tumbuhnya Tanaman PerintisBatuan yang telah melewati proses pelunakan akan ditumbuhi tanaman perintis. Tanaman ini ukurannya lebih besar daripada lumut. Tanaman sudah memiliki akar yang bisa masuk melalui celah batuan. Tumbuhnya tanaman perintis ini disebabkan karena adanya unsur air yang melimpah di dalam batuan lunak. Tanaman perintis akan menghasilkan asam humus yang kemudian mengalir ke celah batuan. Kemudian asam humus akan membuat batuan lunak menjadi lapuk sempurna hingga berbentuk tanah. Proses ini biasanya disebut sebagai pelapukan biologis. Batuan yang sudah lapuk sempurna akan mendapatkan bahan organik dari organisme yang tumbuh di atasnya. Tanah akan mengalami proses penggemburan sehingga mampu menghasilkan unsur hara dan air. Selanjutnya tanah akan menjadi subur dan dapat ditumbuhi berbagai macam organisme. Pembentukanhorison tanah dihasilkan dari kehilangan, transformasi, dan translokasi sepanjang waktu tertentu pada bahan induk. Contoh sejumlah proses penting yang menghasilkan horison tanah antara lain : 1. penambahan bahan organik dari tanaman terutama pada topsoil. 2. transformasi yang diwakili oleh pelapukan batuan dan mineral dan.

Tanah adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun atas bahan organik dan mineral. Tanah merupakan bagian vital yang memiliki peran penting dalam semua kehidupan di bumi ini, hal ini disebabkan karena tanah sangat mendukung kehidupan tumbuhan serta menyediakan unsur hara dan air sekaligus sebagai penopang terkait Ciri-ciri Air Tanah PermukaanProses terbentuknya tanah sangat berkaitan dengan faktor pembentuk tanah. Dimana faktor pembentuk tanah akan mempengaruhi jenis-jenis tanah yang dihasilkan seperti tanah gambut, tanah humus, tanah liat, tanah aluvial dan lainnya. Proses terbentuknya tanah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun secara umum proses terbentuknya tanah terbagi menjadi 4 tahapan. 4 tahapan tersebut adalah proses pelapukan batuan, proses pelunakan struktur, proses tumbuhnya tumbuhan perintis dan yang terakhir adalah proses penyuburan. Berikut adalah penjelasan dari 4 tahapan proses terbentuknya tanah Proses Pelapukan BatuanPelapukan adalah peristiwa hancurnya massa batuan, baik itu secara fisik, kimia ataupun biologi. Pada proses pelapukan batuan ini membutuhkan waktu yang lama. Dimana setiap proses pelapukan pada umumnya dipengaruhi oleh cuaca sehingga batuan yang telah mengalami pelapukan akan berubah menjadi tanah. Berikut adalah 3 jenis proses pelapukan secara umum a. Pelapukan Fisik – adalah hancur dan lepasnya material batuan tanpa merubah struktur kimiawi dari batuan tersebut. Pelapukan kimia ini merupakan proses penghancuran bongkahan batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pelapukan fisik adalah Perbedaan Temperatur – Temperatur disini berpengaruh terhadap pelapukan fisik, dimana batuan akan mengalami proses pemuaian apabila temperatur panas dan akan mengalami pengecilan volume apabila temperatur dingin. Apabila hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka lambat laun batuan tersebut akan terbelah dan pecah menjadi batuan-batuan kecil. baca Pengikisan Tanah oleh Angin Erosi – erosi dapat mempengaruhi pelapukan karena air yang membeku diantara batuan volumenya akan membesar dan yang terjadi adalah air akan membuat tekanan yang dapat merusak struktur terkait Cara Mencegah Erosi Tanahb. Pelapukan Kimiawi – adalah proses pelapukan massa batuan dimana perubahan susunan kimiawai batuan lapuk ikut mengalami pelapukan. Proses pelapukan kimia dibagi menjadi 4, yaitu Hidrasi – Hidrasi adalah proses pelapukan batuan yang terjadi di permukaan batuan – Hidrolisa adalah proses penguraian air atas unsur-unsurnya yang berubah menjadi ion positif dan – Oksidasi adalah proses pengkaratan besi. Batuan yang mengalami proses oksidasi pada umumnya memiliki warna kecoklatan, hal ini disebabkan karena kandungan besi dalam batuan akan mengalami pengkaratan. Proses ini memerlukan waktu yang sangat lama akan tetapi batuan akan tetap mengalami – adalah proses pelapukan batuan oleh gas karbondioksida. Dimana gas ini terdapat pada air hujan ketika masih menjadi uap air. Contoh batuan yang mengalami proses karbonasi adalah batuan kapur. baca Jenis-jenis Batuan Tidak hanya itu saja, pelapukan secara kimiawi juga disebabkan oleh hujan asam dimana hujan asam didapatkan dari kondensasi metana, sulfur dan klorida yang terbawa oleh hujan yang bersifat terkait Proses Terjadinya Hujan Asamc. Pelapukan Biologi – adalah pelapukan yang terjadi disebabkan oleh makhluk hidup. Pelapukan ini terjadi secara terus menerus setelah tanah terbentuk. Dimana pelapukan biologi ini merupakan pelapukan penyempurna dari sifat-sifat tanah yang akan terbentuk. baca Sifat Fisik Tanah 2. Proses Pelunakan StrukturPada proses kali ini batuan rempahan yang terbentuk dari proses pelapukan akan mengalami pelunakan. Dimana air dan udara adalah 2 komponen yang memegang peran penting dalam proses ini. Air dan udara tersebut nantinya akan masuk di sela-sela rempahan batuan untuk melunakkan dapat membantu dalam proses pelunakan struktur batuan sehingga dapat dijadikan sebagai tempat hidup, air dan udara juga akan mendorong calon makhluk hidup untuk dapat tumbuh di permukaan. Namun, perlu diingat bahwa organisme yang dapat berkembang dalam tahap proses ini hanya beberapa saja, contohnya adalah mikroba dan lumut. Proses pelunakan struktur batuan ini membutuhkan waktu yang lama seperti pada proses Proses Tumbuhnya Tumbuhan PerintisSetelah melewati proses pelunakan struktur batuan, maka akan dilanjutkan ke proses tumbuhnya keanekaragam tumbuhan perintis. Tumbuhan yang dimaksud disini adalah tumbuhan yang lebih besar dari lumut, sehingga akar-akar yang masuk di dalam batuan yang telah lunak akan membantu proses pemecahan batuan tersebut. Selain itu, asam humus yang mengalir dari permukaan batuan akan membuat batuan yang berada di bagian dalam melapuk dengan sempurna. Pada tahap inilah proses pelapukan secara biologi akan Proses PenyuburanProses ini adalah proses terakhir dari proses terbentuknya tanah. Pada tahap ini tanah yang terbentuk akan mengalami proses pengayaan bahan-bahan organik. Dimana tanah yang awalnya hanya mengandung mineral yang berasal dari proses pelapukan akan bertambah subur dengan adanya pelapukan organik. Pelapukan organik ini dapat berasal dari hewan ataupun tumbuhan yang mati dipermukaan tanah. Dalam hal ini mikroorganisme tanah memiliki peran penting dalam proses terbentuknya melewati 4 tahapan tersebut maka tanah sudah terbentuk secara sumpurna. Sehingga tumbuhan dan hewan autotrof akan mencari makanannya dalam TanahSetelah mengetahui proses terbentuknya tanah, berikut adalah beberapa jenis-jenis tanah yang tersebar di wilayah Indonesia Tanah Aluvial – Tanah aluvial atau sering disebut dengan tanah endapan adalah tanah yang terbentuk atas dasar material halus yang merupakan hasil dari endapan aliran sungaiTanah Andosol – Tanah andosol sering disebut juga sebagai tanah vulkanis, yang artinya adalah tanah yang berasal dari abu vulkanik yang telah mengalami proses pelapukanTanah Kapur – Tanah kapur sering disebut juga sebagai tanah mediteran, yaitu tanah yang terbentuk dari batu kapur yang telah mengalami pelapukanTanah Regosol – Tanah regosol adalah jenis tanah yang memiliki fisik yang kasar dan berasal dari material gunung berapiTanah Gambut – Tanah gambut atau argonosol adalah jenis tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami pembusukan baca Ciri-ciri Tanah Gambut Tanah Litosol – Tanah litosol atau azonal adalah tanah yang berasal dari batuan keras yang telah mengalami proses pelapukan secara sempurnaTanah Latosol – Tanah latosol adalah tanah yang memiliki zat besi dan alumunium, dimana tanah ini sangat tua sehingga tingkat kesuburannya menjadi rendahTanah Grumusol – Tanah grumusol atau margalith adalah jenis tanah yang terbentuk dari meterial halus dan berlempungTanah Humus – Tanah humus adalah jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan tumbuhan sehingga tanah jenis ini mengandung banyak unsur hara dan mineral yang suburTanah Laterit – Tanah laterit adalah jenis tanah yang berwarna seperti merah bata yang mengandung banyak zat besi dan alumnium

Podsolisasi5. Desilikasi 6. Reduksi 7. Salinisasi 8. Alkalisasi 9. Erosi 10. Deposisi (pengendapan). Namun, proses pembentukan tanah ini secara umum dapat dibagi dalam empat tahapan besar, yakni : (1) proses pelapukan batuan, (2) pelunakan struktur, (3) tumbuhnya tumbuhan perintis, dan (4) proses. penyuburan.
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Semarang01 Februari 2022 0217Hallo Keysha, kakak bantu jawab ya Jawabannya adalah B. Berikut adalah penjelasannya. Regolith disebut juga bahan induk. Dalam proses pembentukan tanah, tahap awal yang terjadi adalah proses pelapukan. Pelapukan adalah proses hancurnya batuan induk menjadi bongkahan yang lebih kecil. Pada proses pembentukan tanah, terjadi tiga jenis pelapukan yaitu pelapukan fisik, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologi. Jadi, jawaban yang benar adalah pelapukan B. Semoga membantu..
Teoriini adalah teori yang memiliki banyak penganut karena proses kondensasi yang berlangsung analog dengan proses pembentukan tatasurya. bahwa bulan itu kira-kira sama umurnya dengan bumi, yaitu sekitar 4.500.000 tahun. Nebula Orion Gambar 3.7 Foto baru Peluru Orion yang diambil oleh Gemini Observatory dengan menggunakan GeMS pada 28
FAKTOR PEMBENTUK TANAH Syarat utama terbentuknya tanah ada dua yaitu 1 tersedianya bahan asal atau batuan induk, 2 adanya faktor-faktor yang mempengaruhi bahan induk Jenny, 1941. Bahan induk tanah berbeda dengan batuan induk. Bahan induk tanah merupakan bahan pelapukan hasil batuan induk dan bersifat lepas-lepas unconsolidated, sedangkan batuan induk bersifat padu. Faktor pembentuk tanah dikelompokkan menjadi faktor aktif dan faktor pasif. Faktor aktif dalam pembentukan tanah adalah iklim dan organisme tanah. Faktor pasifnya yaitu lokasi tempat terdapatnya bahan induk dan kurun waktu berlangsungnya pembentukan tanah. Faktor pembentukan tanah dapat diformulasikan sebagai berikut. S = I,T,B,O,W,M Keterengan S = Tanah Soil I = Iklim T = Topogrrafi B = Bahan induk O = Organisme W = Waktu M = Manusia Iklim Unsur iklim yang penting dalam pembentukan tanah adalah curah hujan, suhu dan kelembaban udara. Curah hujan, suhu dan kelembaban udara menentukan kelembaban dan suhu tanah yang menentukan watak pelapukan mineral-mineral yang ada dalam bahan induk tanah. Pengaruh iklim pada pembentukan tanah tidak berlangsung secara individual, namun berlangsung secara kompleks bersama-sama dengan faktor pembentuk tanah lain. Topografi Topografi atau sering juga disebut relief, analisir relief yang penting kaitannya dalam pembentukan tanah adalah sudut lereng dan tinggi tempat. Tinggi tempat memengaruhi suhu udara, semakin tinggi suatu tempat maka akan mempunyai suhu yang lebih rendah. Sudut lereng menentukan kesetimbangan antara limpasan permukaan dan infiltrasi. Analisir relief yang juga berpengaruh terhadap pembentukan tanah adalah hadap lereng serta posisi lereng terhadap wilayah sekitar arrangement. Hadap lereng merupakan faktor penting terutama pada wilayah lintang tinggi, karena menentukan intensitas penyinaran matahari. Posisi lereng pada suatu kawasan berpengaruh terhadap jumlah hujan dan jumlah air yang diterima. Bahan induk tanah Bahan induk tanah dapat berasal dari batuan induk yang langsung berada di bawahnya insitusoil parent materials, dapat pula berasal dari batuan induk yang lokasinya jauh dari lokasi keberadaan bahan induk tanah saat ini transported soil parent materials. Batuan induk dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu 1 batuan beku, 2 batuan sedimen, dan 3 batuan metamorf. Organisme Organisme merupakan faktor pembentuk tanah aktif bersama-sama dengan iklim. Peranan organisme sangat luas dalam pembentukan tanah, mulai dari penghancuran batuan melalui aksi akar tanaman tingkat tinggi hingga pembentukan hara oleh mikro organisme tanah. Keberadaan organisme tanah sangat terkait dengan kondisi iklim. Pada umumnya dibawah kondisi iklim yang sesuai unttuk pertumbuhan tanaman tingkat tinggi akan menjamin kehidupan organisme lain bak makro maupun mikro. Waktu Semua proses yang terjadi di permukaan bumi membutuhkan waktu untuk menghasilkan tingkatan pengaruh yang kasat mata. Semakin panjang kurun waktu berlangsungnya sebuah proses maka akibatnya kan semakin jelas terlihat. Manusia Manusia merupakan faktor pembentuk tanah yang aktif. Berbagai bentuka ktivitas yang dilakukan manusia di atas permukaan tanah dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya telah banayak memengaruhi proses pembentukan tanah. Bentuk-bentuk pemanfaatan sumber daya tanah oleh manusia yang memengaruhi proses pembentukan dan perkembanagn tanah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu manipulasi faktor pembentuk tanah aktif, dan manipulasi faktor pembentuk tanah pasif. Manipulasi faktor pembentuk tanah aktif dapat berupa pengaturan lengas tanah dan jenis vegetasi tanah. Manipulasi faktor pembentuk tanah pasif dapat berupa perubahan relief dan penambahan atau pengurangan bahan induk tanah. PROSES PEMBENTUKAN TANAH Proses pembentukan tanah didahului oleh penghancuran atau pelapukan batuan induk. Proses pelapukan batuan induk mencakup peluruhan dan dekomposisi yang menghasilkan regolith yang pada umumnya disebut proses destruktif. Proses pelapukan batuan induk yang menghasilkan bahan induk disebut sedimentasi pelonggokan bahan induk tanah. Pembentukan tanah sendiri dimulai dari longgokan bahan induk tanah hingga membentuk profil tanah. Proses pelapukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu 1 pelapukan mekanik peluruhan, dan 2 pelapukan kimia atau dekomposisi. Mekanik peluruhan menghasilkan partikel yang lebih halus, meliputi a. pembasahan dan pengeringan; b. pemanasan dan pendinginan; c. pengangkutan dan pengendapan redistribusi oleh air, es, dan angin; dan d. penekanan dan penghilangan tekanan. 2. Kimia dekomposisi menghasilkan senyawa baru, meliputi a. hidrolisis; b. hidratasi; c. karbonasi dan proses keasaman; d. oksidasi; dan e. pelarutan. Proses pembentukan tanah pedogenesis berbeda dengan proses pengendapan batuan geogenesis. Proses pembentukan tanah merupakan hasil interaksi yang komplek antara lima faktor pembentuk tanah. Pembentukan tanah melibatkan empat kelompok proses, yaitu 1 penambahan, 2 pengurangan, 3 translokasi perpindahan, dan 4 transformasi perubahan. Keempat kelompok proses pembentukan tanah inilah yang akan menghasilkan horison atau lapisan tanah yang khas.
Curahhujan yang berbeda-beda. Demikianlah artikel dari √ Proses Terbentuknya Tanah : Pengertian Beserta , kompsisinya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya. baca juga : √ Teori Terbentuknya Bumi dan Tatasurya. √Anggota Alam Semesta : Macam Galaksi dan Bintang. √Teori Terbentuknya Alam Semesta dan Regolit berasal dari bahasa Yunani, yaitu regos yang berarti penutup atau tudung, dan lithos yang berarti batuan. Secara luas, kamus geologi milik Institut Geologi Amerika mendefinisikan regolit sebagai terminologi umum untuk lapisan dari material fragmen batuan dan material lepas unconsolidated. Material tersebut termasuk material sisa atau yang telah berpindah, serta memiliki berbagai macam karakter yang terbentuk hampir di seluruh permukaan bumi dan menutupi batuan dasar. Definisi regolit yang lebih sering digunakan saat ini adalah seluruh material litosfer kontinen yang terletak di atas batuan dasar, termasuk batuan dasar yang saling berlapis dengan material lepas unconsolidated atau material hasil pelapukan batuan. Kenampakan regolit di alam. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diketahui bahwa regolit tersusun oleh banyak material. Secara umum, penyusun regolit dapat dibagi dua, yaitu pedolit dan saprolit. Pedolit merupakan hasil pelapukan yang tidak menunjukkan struktur batuan asalnya. Pedolit tersusun atas komponen tanah, laterit, material sisa, dan bermacam-macam mineral lempung. Sementara itu, saprolit merupakan hasil pelapukan yang masih memperlihatkan struktur batuan asalnya. Saprolit dibagi menjadi dua zona, yaitu zona primer mineral lapuk > 20% dan zona sekunder mineral lapuk < 20%. Sebuah model distribusi dan kedalaman regolit dalam skala global telah digambarkan oleh Strakhov 1967. Kontrol utama yang digunakan dalam model tersebut adalah iklim, temperatur, presipitasi, evaporasi, dan relief. Konsep yang diterapkan oleh Strakhov 1967 pada model tersebut relatif sederhana, yaitu tempat dengan iklim basah dan hangat akan membentuk regolit yang lebih tebal, dibandingkan tempat dengan iklim kering dan dingin. Regolit dalam proses pembentukannya melibatkan beberapa faktor penting, antara lain aktivitas tektonik, sifat kimia, sifat mineral, sifat fisik, proses-proses di permukaan bumi erosi dan transportasi, aktivitas biologi, iklim presipitasi dan temperatur, curah hujan, dan waktu. Komponen pembe Model distribusi dan kedalaman regolit dalam skala global Strakhov, 1967. ntuk regolit itu sendiri mencakup seluruh material darat yang berada di atas batas zona pelapukan, meliputi batuan yang telah lapuk, sedimen, fragmen atau lapisan batuan yang masih segar, dan tanah. Selain proses pembentukannya yang dipengaruhi oleh banyak faktor dan komponen pembentuknya yang sangat bervariasi, regolit juga memiliki sifat alami. Sifat alami tersebut dikontrol oleh dua faktor utama, yaitu faktor topografi yang mengontrol erosi dan ketebalan, serta faktor drainase yang mengontrol derajat pelapukan dan mineralogi. Kedua faktor utama tersebut harus tetap berada pada keadaan stabil. Jika kedua faktor utama tersebut mengalami ketidakstabilan, regolit akan mengalami perubahan pada nilai ketebalan, nilai derajat pelapukan, dan susunan mineraloginya. Pemahaman tentang proses pembentukan, komponen pembentuk, maupun faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alami regolit menjadi penting, karena regolit dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Regolit dapat menyediakan sumber makanan untuk makhluk hidup, sumber daya fundamental untuk tempat tinggal, logam untuk pengembangan teknologi, menjadi pondasi infrastruktur teknik, memelihara lingkungan biologi, dan menopang atmosfer bumi. Pemahaman tentang regolit dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, antara lain bidang manajemen bencana alam, ekologi, pertanian, infrastruktur, eksplorasi sumber daya mineral, dan lain sebagainya. Gambaran profil regolit secara umum. Aplikasi dari pemahaman tentang regolit dalam bidang manajemen bencana alam sangat dibutuhkan, antara lain untuk mencegah/menghindari kerusakan yang parah akibat bencana alam, serta cara pemulihan pasca bencana alam. Dalam bidang ekologi, regolit menyediakan komponen nutrisi bagi tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Komponen nutrisi dan karakteristik fisik dari regolit secara garis besar dikontrol oleh mineral yang terkandung di dalamnya. Di bidang pertanian khususnya dalam hal manajemen tanah, pemahaman tentang regolit diaplikasikan untuk menghindari terjadinya degradasi tanah karena sumber nutrisi untuk tanaman akan berkurang jika sampai terjadi degradasi tanah. Regolit merupakan tempat kehidupan berpijak. Di atasnya banyak dibangun rumah, jalan, pabrik, dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi dasar diaplikasikannya pemahaman tentang regolit dalam bidang infrastruktur. Dalam bidang eksplorasi sumber daya mineral, pemahaman tentang regolit akan meningkatkan peluang dan efisiensi waktu untuk menemukan mineral yang di eksplorasi. Secara keseluruhan regolit mengandung banyak manfaat yang dapat diaplikasikan untuk bermacam-macam bidang. Selain itu, regolit dapat ditemukan hampir di seluruh pemukaan bumi. Hal tersebut dapat menjadi tolok ukur bahwa regolit dapat digolongkan sebagai sumber daya alam yang bernilai ekonomis. Bahan bacaan Keith Scott and Collin Pain, Regolith Science 2009. Reilly Brent, Regolith 2011. Penulis Sugeng Purwo Saputro, peneliti bidang petrologi, geokimia anorganik, dan volkanologi di LIPI. Kontak ayHb.
  • ukr6tkp8m0.pages.dev/189
  • ukr6tkp8m0.pages.dev/172
  • ukr6tkp8m0.pages.dev/31
  • ukr6tkp8m0.pages.dev/121
  • ukr6tkp8m0.pages.dev/480
  • ukr6tkp8m0.pages.dev/356
  • ukr6tkp8m0.pages.dev/274
  • ukr6tkp8m0.pages.dev/58
  • proses utama pembentukan regolith dan tanah yaitu melalui